Senin, 23 Januari 2012

Wakil Ketua MPR : Kita sudah terlalu jauh mengabaikan rakyat kecil di desa-desa


Logikapolitik. Sampai saat ini pemerataan pembangunan ekonomi masih menjadi masalah negeri ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini. Memang sangat tinggi, bahkan fenomenal. Tetapi ada problem ketidakmerataan

Demikian disampaikan oleh wakil ketua MPR, Hajriyanto Yasin Thohari di Jakarta, Minggu Pagi (22/1)

"Ini akan membawa problem  yang sangat serius yang sekarang mulai muncul, yaitu memuncaknya kecemburuan sosial ekonomi akibat kesenjangan yang semakin lebar antara sekelompok kecil orang kaya (para pengusaha dan penguasa) dan selautan rakyat yang miskin dan papa" terangnya

Menyikapi persoalan ini,lanjut Politisi Golkar ini, sangat lah bagus banyak orang menyampaikan appeal kepada Presiden, penyelenggara negara, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif, komisi-komisi negara dan pemerintah daerah untuk kembali menengok aspek keadilan dan pemerataan ini. Apalagi, lanjut Hajriyanto, secara ideologis soal keadilan dan pemerataan ini dipentingkan sekali dalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi kita bernegara.

"Kita sudah terlalu jauh mengabaikan rakyat kecil di desa-desa dan mementingkan pengusaha yang menyumbang pertumbuhan ekonomi"lanjutnya

"Padahal mereka itu, pata pengusaha itu, banyak yang cuma menjual hasil-hasil alam dan tambang dengan diberi hak penguasaan sumber daya alam yang hsampir tak terbatas" tambahnya

Sementara itu, imbuh Hajriyanto,  nasib rakyat kecil diabaikan tanpa lahan. Pembangunan perekonomian kita sudah keluar dari asas ekonomi kekeluargaan dan kebersamaan dalam semangat kerakyatan sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 33.

Sebab, Indonesia terperdaya oleh tekanan globalisasi dan sistem perekonomian kita telah digantikan dengan ekonomi pasar yang mendewa-dewakan pertumbuhan tanpa peduli pada kualitas pertumbuhan (the quality of growth) yang berbasiskan asas pemerataan.

"Ideologi pertumbuhan dimana yang  penting ekonomi tumbuh tak perduli pertumbuhan itu karena apa dan menguntungkan siapa saja sungguh telah mencederai nilai-nilai keadilan sosial yg menjadi cita-cita bangsa sekaligus Sila Kelima Pancasila. Sulit utk mengatakan bahwa pembangunan ekonomi kita dewasa ini propoor"tandasnya

"Dalam konteks dan perspektif ini saya mengusulkan segera dilakukannya kontekstualisasi perekonomian pasar bebas yang berjalan sekarang ini. Perekonomian RI harus berakar dan sekaligus merupakan perkembangan dari semangat kekeluargaan berdasarkan ekonomi kerakyatan"Demikian Hajriyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar